Asam Folat, Baik atau Burukkah Untuk Mengatasi Kanker?
Selama ini, para peneliti kanker sangat terfokus pada
vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan kuat seperti vitamin A, C, dan E dan
melupakan vitamin B. Tetapi akhir-akhir ini, asam folat atau Vitamin B9 banyak
mendapatkan perhatian karena peranannya dalam mencegah kanker usus besar dan
serviks dan mungkin berfungsi mencegah jenis kanker lainnya juga.
Meski demikian ternyata terdapat juga penelitian-penelian
yang memberikan hasil yang berbeda, bahkan menyebutkan bahwa penambahan asam
folat pada makanan dapat memicu kanker.
Asupan asam folat bisa diperoleh dari berbagai makanan
sehari-hari, antara lain sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam serta
asparagus. Begitu juga dengan buah-buahan berwarna merah atau jingga, seperti
semangka, jeruk, pisang, nanas, juga kiwi. Asam folat juga terdapat pada
daging, hati sapi, ikan juga susu (saat ini banyak susu yang difortifikasi asam
folat).
Mencegah Kanker Usus Besar
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang dengan kadar asam
folat rendah lebih mungkin untuk mendapatkan kanker usus besar. Jika wanita dan
mendapatkan banyak asam folat dalam menu makanannya, akan menurunkan resiko
terkena kanker usus besar sebanyak 60 persen.
Orang yang menderita Ulcerative colitis (UC), memiliki
peningkatan resiko terkena kanker usus besar dan pada penderita itu sering
dijumpai tingkat asam folat rendah. Ulcerative colitis adalah penyakit
peradangan usus yang menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan, ini
ditandai dengan sakit perut dan diare. Hal ini dikarenakan bahwa obat untuk
penyakit ini, yaitu sulfasalazine, dapat memblok serapan asam folat.
Mencegah Kanker Serviks
Wanita dengan displasia serviks kemudian dapat berkembang
menjadi kanker leher rahim, terutama jika masalahnya tidak terdeteksi dan tidak
diobati sejak dini. Banyak wanita yang terinfeksi dengan human papillomavirus
(HPV) memiliki displasia serviks. Wanita yang merokok lebih mungkin untuk
memiliki displasia serviks, hal ini mungkin karena perokok memiliki kadar asam
folat yang rendah.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan HPV dan
rendah kadar asam folat lima
kali lebih mungkin untuk memiliki displasia serviks. Studi lain menunjukkan
bahwa displasia serviks yang kecil bisa diobati secara efektif dengan asam
folat dosis besar (lebih dari 5 miligram sehari). Jika anda terkena displasia
serviks, konsultasikan dengan dokter anda.
Menurunkan Risiko Kanker Pankreas Pada Kaum Wanita
Sebagaimana yang dipublikasi pada American journal of
Clinical Nutrition volume 91, Februari 2010, penelitian mengenai suplementasi
dan fortifikasi asam folat oleh Dr. Oaks dan rekan dari Universitas George
Washington, Amerika memberikan data tentang keuntungan suplementasi asam folat
terhadap penurunan resiko terjadinya kanker pankreas terutama pada wanita.
Seperti diketahui, asam folat berperan penting pada proses
metilasi, sintesis ataupun pembentukan dan perbaikan DNA. Beberapa studi
epidemiologi yang dilakukan menunjukkan bahwa pemberian asam folat lebih tinggi
berhubungan dengan penurunan terhadap resiko kanker pankreas misalnya dalam
studi PLCO (Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian Cancer) Salah satu studi
yang membuktikan manfaat asam folat tersebut.
Hasil studi menunjukkan
terdapat juga kecendrungan keterbalikan antara resiko kanker pankreas antara
peningkatan kuartil folat secara total pada wanita (P trend: 0,04), namun tidak
pada pria (P trend: 0,65).
Sebagai kesimpulan studi, bahwa ada keterkaitan antara
makanan yang mengandung lebih banyak folat dan juga asupan folat dengan
penurunan resiko terjadinya kanker pankreas pada wanita, namun hal ini tidak
ditemukan pada pria.
Asam Folat Sembuhkan Kanker Tenggorokan
Hasil studi dari sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa
suplemen asam folat berguna untuk pengobatan leucoplakia (yaitu bercak putih di
selaput lendir) pada laring yang dapat menyebabkan terjadinya kanker.
Laring, sebagai tempat pita suara, merupakan bagian dari
sistem pernapasan dan berperan sebagai penghasil suara. Gangguan leucoplakia
berupa bercak-bercak putih pada membran mukosa di mulut atau tenggorokan, dan
mengandung sel-sel penyebab kanker.
Sebanyak 31 orang dari 43 pasien yang menderita gangguan
leucoplakia pada laring mengalami pengurangan berkas-berkas tersebut sekitar
50% setelah pengobatan dengan asam folat selama 6 bulan. Pengobatan tersebut
terdiri dari 5 mg asam folat yang diberikan setiap 8 jam. Hasil penelitian itu
telah dipublikasikan dalam jurnal Cancer.
Pada studi sebelumnya, pasien yang didiagnosa menglami
leucoplakia pada laring serta kanker otak dan leher ternyata memiliki kadar
folat dalam darah yang cukup rendah dibandingkan dengan kondisi normal. Namun
dengan pemberian suplemen asam folat, terlihat adanya peningkatan kadar folat
yang cukup signifikan di dalam darah.
Hasil penelitian terbaru juga mendukung dugaan sebelumnya
bahwa kadar folat yang rendah merupakan faktor risiko jangka panjang yang bisa
mempengaruhi terjadinya kanker pada laring, apalagi jika dikombinasikan dengan paparan
karsinogen dari lingkungan sekitarnya.
Untuk selanjutnya, masih perlu dilakukan penelitian lebih
luas lagi untuk mengevaluasi efektivitas suplemen asam folat setelah pembedahan
leucoplakia pada laring untuk mencegah terjadinya kanker otak dan leher.
Versi Lain Hasil Penelitian Asam Folat
Meski banyak penelitian yang berhubungkan asam folat yang
dapat mendegah atau mengatasi kanker, ternyata ada juga hasil penelitian yang
berbeda. Dr. Shumin Zhang, seorang guru besar pada Harvard Medical School di Boston,
menyimpulkan bahwa suplemen makanan yang mengandung vitamin B dan asam folat
ternyata tidak terbukti mencegah kanker. Asam folat adalah nutrisi penting yang
diperlukan pada saat kehamilan atau merencanakan kehamilan.
Adalah suatu alasan yang baik bagi para wanita untuk
mengkonsumsi asam folat, khususnya jika mereka sedang merencanakan kehamilan,
karena terdapat bukti yang nyata bahwa asam folat dapat mengurangi cacat pada
kelahiran. Akan tetapi untuk rata-rata wanita dalam kaitannya dengan risiko kanker,
vitamin B dan asam folat nampaknya tidak terlihat mampu menurunkan atau
memperbesar risiko.
Penambahan Asam Folat Pada Makanan Memicu Kanker
Asam folat banyak dikonsumsi ibu hamil untuk mencegah anak
cacat lahir dan terdapat juga pada beberapa makanan dan suplemen. Tapi
baru-baru ini, peneliti dari Norwegia menemukan indikasi adanya risiko
pertumbuhan kanker setelah pemberian asam folat.
Sejak tahun 1998, asam folat (vitamin B9) banyak
difortifikasi (ditambah) pada makanan atau minuman dengan tujuan untuk
mengurangi cacat pembuluh saraf pada bayi yang baru lahir. Sebanyak 40 persen
orang di Amerika Serikat kini mengonsumsi suplemen yang berisi asam folat. Tapi
kini, asam folat dicurigai menjadi salah satu penyebab kanker.
"Kami menemukan indikasi ketidakamanan fortifikasi asam
folat dan berbagai jenis suplemennya. MAsyarakat dan produsen pangan perlu
menjadikan hal ini bahan perhatian," ujar Dr Marta Ebbing dari the
Department of Heart Disease at Haukeland University Hospital, Bergen seperti
dikutip dari Healthday.
Ebbing menyebutkan bahwa di Norwegia, makanan tidak ada yang
ditambah dengan asam folat atau dijadikan suplemen. "Itulah yang
menjadikan Norwegia sebagai tempat ideal melakukan investigasi ini,"
katanya.
Dari hasil studi, diketahui bahwa mereka yang diberi asam
folat selama kurang lebih tiga tahun, mengalami peningkatan risiko kanker
sebesar 21 persen. Bahkan jika diberi selama 6 tahun, berkembang menjadi risiko
kematian.
Studi yang dimuat dalam Journal of the American Medical
Association itu menganalisis 6.837 pasien sejak tahun 1998 hingga 2005.
Hasilnya, sebanyak 341 partisipan yang diberi asam folat diketahui memiliki
pertumbuhan kanker dalam tubuhnya, dan 136 partisipan meninggal dunia.
Sebaliknya, mereka yang tidak diberi asam folat tidak mengalami hal itu.
Kanker yang paling banyak dilaporkan akibat konsumsi asam
folat adalah kanker paru-paru, prostat, darah dan usus besar.
Meskipun peneliti Norwegia sudah membuktikan bahwa asam
folat bisa meningkatkan risiko terkena kanker, namun Bettina F Drake dari
Cancer Center of the Washington University School of Medicine, St. Louis
mengatakan terlalu dini untuk menyimpulkan hal tersebut.
"Asam folat sudah banyak dipakai luas di semua negara.
Peneliti yakin bahwa asam folat yang difortifikasi ke dalam produk makanan dan
minuman untuk ibu hamil bisa mencegah anak lahir dengan cacat otak. Jadi, untuk
mengatakan asam folat bisa menghasilkan kanker, butuh studi yang lebih banyak
dan panjang," ujar Drake.
Meski demikian, studi ini harus tetap dijadikan bahan
pertimbangan dan diharapkan bisa memicu studi lainnya tentang asam folat.
Sementara itu, untuk mencegah kanker ada 3 hal yang harus dilakukan selain
mempertimbangkan asam folat, yaitu berhenti merokok, konsumsi makanan yang
sehat dan olahraga.
Source:
-American journal of Clinical Nutrition volume 91, Februari
2010